'/> Cara Cerdas Mengenali Rasa Lapar Bagi Penderita Sindrom-X

Info Populer 2022

Cara Cerdas Mengenali Rasa Lapar Bagi Penderita Sindrom-X

Cara Cerdas Mengenali Rasa Lapar Bagi Penderita Sindrom-X
Cara Cerdas Mengenali Rasa Lapar Bagi Penderita Sindrom-X
Cara Cerdas Mengenali Rasa Lapar Bagi Penderita Obesitas, Hipertensi, Diabetes, Trigliserida & Kolesterol - Kesulitan mengendalikan kecanduan gula intinya sama dengan kesulitan untuk mengendalikan nafsu makan. Ada dua jenis lapar, yakni lapar yang bergotong-royong dan lapar semu. Ketagihan gula yaitu lapar semu. Lapar semu mendorong kita untuk memuaskan diri dengan mengonsumsi kuliner anggun yang identik dengan gula dan tepung.

Lapar yang bergotong-royong dan lapar semu sulit dibedakan . Rasa lapar yang direspons badan dikendalikan oleh serangkaian hormon yang dihasilkan oleh perut dan otak. Jika antar hormon berkoordinasi dengan baik, maka lapar semu tidak akan hadir.

Sebaliknya, kalau hormon yang bekerja di otak dan perut tidak serasi maka diantara nafsu makan yang bergotong-royong akan terjadi lapar semu. Resistensi insulin sanggup mengacaukan keseimbangan hormon metabolik yang mengendalikan nafsu makan.

Peningkatan level insulin mengacaukan koordinasi hormon pengendali rasa kenyang (leptin) dan hormon lapar (ghrelin). Pada ketika yang bersamaan, hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal khususnya kortisol dan korticotropin meningkat. 

Keduanya yaitu hormon stres yang memicu acara hormon lapar (ghrelin. Kondisi ini balasannya membuat sistem koordinasi nafsu makan berbalik 180, mendorong badan terus merasa lapar dan menginginkan gula sebagai kuliner yang paling digemari oleh otak.

Nafsu makan semu sangat berbahaya, kalau dibiarkan akan menambah persolan gres terkait dengan obesitas. Karena itu, pengendalian nafsu makan menjadi kunci penting dalm menjalani diet anti X.

Mengendalikan diri untuk menahan diri tidak makan sesuai tuntutan otak bukan kasus gampang bagi individu yang mengalami lonjakan insulin (hiperinsulinemia). Bisa saja Anda mencoba berpuasa untuk mengerem biar kuliner yang masuk ke dalam badan terbatas, namun perjuangan itu akan sia-sia dan tidak bisa memecahkan kasus resistensi insulin yang telah terjadi.

Bahkan, yang terjadi justru sebaliknya. Mengekang nafsu makan dengan “berdiet” justru akan memicu acara hormon stres, yang balasannya justru mengacaukan koordinasi seluruh sistem hormon metabolik yang bekerja di dalam tubuh.

Selama menjalani diet anti X, Anda dilatih untuk mengendalikan nafsu makan secara bijaksana dengan menuruti alur yang bekerja di dalam badan Anda secara alami. Pengembalian fungsi hormon yang bekerja di dalam badan Anda menjadi kuncinya. Tidak ada tip khusus untuk pengendalian nafsu makan dalm diet anti X. Nafsu makan akan berjalan dengan baik kalau acara anti X Anda jalani secara menyeluruh.

Nafsu Makan Bukan Sekedar Nafsu Perut

Rasa lapar yang Anda rasakan bukan hanya disebabkan Karena tuntutan perut yang berharap pasokan makanan. Nafsu makan terbentuk bukan sekadar kita berharap pasokan energi baru, namun terjadi lantaran harapan otak dan perut. Keselarasan hormon otak dan perut dalm mengendalikan nafsu makan dikendalikan oleh empat komponen sebagai berikut :
  1. Hormon metabolik yang diproduksi oleh sel-sel lemak. 
  2. Sistem saraf otonom yang menghubungkan sel otak , usus, dan lemak. 
  3. Neurotransmiter. 
  4. Molekul peradangan berupa cytokinen yang diproduksi di dalam sel lemak, sel darah putih, dan hati. 
Pengendalian nafsu makan diatur oleh molekul-molekul khusus yang di hasilkan oleh pancreas dan lemak berupa leptin, adiponektin, vistatin, dan resistin, yang diproduksi otak berupa melanokortin, CART (cocain and amphetamine regulated transport), serta yang dihasilkan perut berupa leptin, CCK, PYY, ghrelin, dan proglukagon.

Antarmolekul tersebut saling bekerja sama memilih kapan saatnya memberikan pesan lapar dan kapan saatnya merasa sudah kenyang. Koordinasi yang baik akan memberikan sinyal lapar dan kenyang yang muncul hanya sebuah tipuan yang membuat kecanduan terhadap kuliner saja.

Sistem organisasi yang di koordinasi otak dan perut sangat bergantung pada mood. Situasi neurotransmiter di otak sangat menghipnotis munculnya nafsu makan. Terkait dengan hal ini, suasana hati sangat memilih munculnya rasa lapar dan kenyang. 

Di dalam otak bekerja neurotransmiter yang terkait dengan suasana hati yang memilih prosedur lapar dan kenyang. Masing-masing neurotransmiter bekerja sangat beraturan sesuai dengan suasana hati. [ Pada halaman selanjutnya akan anda baca Gula Alkohol Sama Buruknya Dengan Gula Fruktosa ]
Advertisement

Iklan Sidebar